kabarindonesia.net, Jakarta — DEMOKRATISASI tampaknya sudah terdegradasi oleh sebuah kepentingan politik, dimanan nilai ketidakikutsertaan (golput) dalam setiap Pemilihan Umum yang diselenggarakan oleh pemerintah (Pusat dan Daerah) atas ketidak pedulian publik terhadap perkembangan politik. Maka Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) melalui Mamre (Kaum Bapak) dan Permata (Kaum Pemuda) Klasis Jakarta – Banten, kembali menggelar diskusi dengan mengusung tema : “SEMINAR POLITIK MAMRE PERMATA” di Gedung Joeang ’45, Jalan Menteng Raya No.31 Jakarta Pusat. Minggu (12/08) siang.
Kendati demikian, turut menjadi saksi sejarah, yaitu Gedung Joang ’45 merupakan salah satu saksi bisu dimana gedung tersebut menjadi markas untuk menggerakkan atas program-program pendidikan politik dengan beberapa tokoh pemuda yang begitu memiliki andil besar pada era perjuangan untuk merebut tampuk kekuasaan atas penjajahan VOC Hinda-Belanda.
Tampak hadir Djasarmen Purba (sosialisasi 4 Pilar MPR RI), Wahyu Setiawan (Komisioner KPU Pusat), Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman), Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan), Pdt. Martin Lukito ( PGI Pusat) dan Abdul Ghofur (Direktur Kajian Strategis Bangsa Nahdatul Ulama, Intelektual Muda NU).
“Semangat tersebut dapat turut tersalurkan kepada para peserta,” kata Djasarmen Purba ketika menggelar diskusi di Gedung Joeang ’45. (Hadi)