kabarinonesia.net, Bogor — NILAI-NILAI budaya terus didengungkan dimana selama dua (2) hari SMAN 5 Kota Bogor Jl. Manunggal No.22, Menteng, Bogor Barat kembali menggelar event akbar tahunannya, yatiu mengusung denan bertajuk; La Sastra, lomba bahasa dan sastra Indonesia untuk tingkat pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Adapun La Sastra yang ke-18 ini, diikuti sebanyak 798 peserta dari 107 sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Menurut Ketua pelaksana, Isti Mahajuni mengatakan, bahwa lomba digelar selama dua hari dari tanggal 7-8 November. Ada 11 mata lomba yang dipertandingkan. Untuk tingkat SMP/MTs ada enam mata lomba yakni lomba baca puisi, membuat cerpen, membuat poster, menulis puisi, mendongeng, dan pidato non teks. Sedangkan untuk tingkat SMA/MA/SMK ada lima mata lomba yakni lomba berbalas pantun, debat, meresensi novel, monolog, musikalisasi puisi.
“Hari pertama, untuk pertandingan lombanya dan di hari kedua, pertandingan untuk para finalis lomba. Tapi ada juga lomba yang tidak ada finalnya. Selain itu, kita juga mengundang empat bintang tamu yakni Fira Basuki, Aan Masyur, Fajar Merah, dan Adikara Fardy,” terangnya, Rabu (7/11/18).
Sementara, Dr. Hj.Dewi Suhartini M.pd menuturkan, tahun ini, terjadi peningkatan dari jumlah peserta maupun sekolah yang ikut serta. Ia pun mengapresiasi semangat siswa-siswi SMAN 5 Kota Bogor yang telah mensukseskan terselenggaranya La Sastra ini. Yang mana tiga bulan sebelumnya, mereka sudah mulai bekerja. Dari mulai mengirimkan undangan ke sekolah-sekolah hingga mencari dana untuk acara ini.
“Melalui lomba ini, kami coba munculkan minat dan bakat siswa siswi daerah di bidang sastra dan bahasa yang tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan pada bahasa dan sastra Indonesia. Terlebih La Sastra ini, menjadi penguat dari kurikulum Bahasa Indonesia, yang menjadi salah satu jati diri bangsa,” jelasnya.
Isti Mahajuni melanjutkan, dari sisi peserta, ajang ini, menjadi pembuktian siswa yang tadinya tidak pede jadi berani tampil. Sedangkan dari sisi panitia, para siswa diajarkan berorganisasi yang benar serta belajar bekerja sama yang baik sesuai dengan temanya “Membentuk Karakter Penerus Bangsa Melalui Bahasa Dan Sastra Indonesia”.
“Ini yang kita fasilitasi kepada anak baik kepada peserta maupun panitia. Saya harap kegiatan ini, terus digalakkan setiap tahunnya dan pesan saya untuk anak-anak jangan bosan untuk belajar mengenai sejarah dan budaya kita,” pungkasnya. (Nia)