kabarindonesia.net, Depok — PERGESERAN informasi semakin mempersempit ruang untuk berkomunikasi secara konfrenshif dimana minat baca remaja terhadap dunia buku sudah luntur dengan pesatnya informasi komunikasi digital. Hal ini disampaikan oleh Walikota Kota Depok, KH. Drs. Mochammad Idris, MA dalam sambutannya dengan mengusung tema; “Award Id 2019” yaitu Digitalisasi Keuangan Lembaga Pendidikan Menuju Informasi, bahwa keseimbangan antara kemajuan tentang peradaban informasi komunikasi teknologi, yaitu siswa di sekolah swasta begitu sangat jauh tertinggal dari sekolah negeri lainnya, di Hotel Bumi Wiyata, Kamis (21/3/2019).
Menurut Walikota Kota Depok, KH. Drs. Mochammad Idris, MA mengatakan, bahwa karena masih manual pendaftarannya dan masih dicatat sebagai sesuatu untuk melakukan berkolaborasi. Ia menjelaskan, salah satu tahap yang merupakan foundation yang memang perlu mendapatkan perhatian secara khusus dari Pemerintah.
“Ada beberapa sekolah yang menggunakan berbasis digital, untuk sekolah negeri yang rata-rata. Ya tapi kalau untuk Sekolah Dasar (SD) ini memang masih, ya paling baru 36%.
Ia menambahkannya, mungkin relatif lebih mudah tergantung anggaran terhadap negara. Bisa melakukan hal ini sebelum memang ada masyarakat yang tidak siap, ketika mereka komunikasi dengan sekolah pakai inilah survei.
”Ternyata 95% dari wali murid yang sudah melakukan digitalisasi sekolah baik masalah pembayaran, tapi juga mesti ada data database alumni untuk lebih memudahkan komunikasi kami. Di Kota Depok pendidikan dan masyarakat secara umum sekitar 75% keseimbangan antara kemajuan jaman informasi komunikasi,” terang Idris lagi.
Sementara itu, Prof. DR. Sembel Roy menilai, bahwa transaksi ini harus diberikan untuk bisa mengganak haknya. Ia menambahkan, dalam bertransaksi tidak harus menggunakan uang berupa rupiah, tapi juga melakukan ini hanya dengan yang berfungsi sebagai semua kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dengan pembayaran.
“Pembayaran melalui pendidikan sudah terbiasa dengan pembayaran-pembayaran non tunai. Kemungkinan yang akan diterapkan di sekolah-sekolah negeri pelajar tadi bisa dijadikan memungkinkan dan pasif,” pungkas Sembel. (Hadi/Fiah)