Samarinda, 10 Oktober 2025 — Amerika Serikat mengumumkan akan mengirimkan 200 personel militer ke Israel untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Langkah ini merupakan bagian dari upaya internasional untuk menjaga stabilitas dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Personel militer ini berasal dari Komando Pusat Militer AS (CENTCOM), dan akan membentuk satuan tugas bernama Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC). Selain AS, pasukan dari Mesir, Qatar, Turki, dan kemungkinan Uni Emirat Arab juga dilaporkan akan turut terlibat dalam operasi pengawasan ini.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pasukan AS akan bekerja sama dengan militer internasional lainnya di lapangan.
Menurut Kepala CENTCOM, Laksamana Brad Cooper, personel AS akan bertugas mengawasi dan memastikan tidak terjadi pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata.
“Akan ada 200 personel di lapangan. Tugas mereka untuk mengawasi, memantau, dan memastikan tidak ada pelanggaran,” kata Cooper.
Pasukan ini juga memiliki keahlian dalam bidang keamanan, logistik, perencanaan, hingga teknik. Mereka akan membantu mendirikan pusat kendali bersama dan mengintegrasikan koordinasi antara berbagai kekuatan keamanan yang terlibat, guna mencegah potensi konflik dengan militer Israel (IDF).
Meskipun akan berada di wilayah Israel, para personel militer AS tidak akan masuk ke Gaza, demikian ditegaskan oleh dua pejabat AS yang dikutip oleh Associated Press.
Langkah ini dilakukan untuk mendukung proses perdamaian dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza. AS juga berharap kehadiran mereka dapat mengurangi ketegangan regional dan membuka peluang normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab.
Meskipun belum disebutkan tanggal resmi pengerahan, Laksamana Cooper dikabarkan telah menghadiri pembicaraan di Mesir pekan ini. Ia juga menyampaikan bahwa AS siap memberikan jaminan kuat atas komitmen perdamaian mereka di kawasan.
Koordinasi dengan Pemerintahan Trump
Menariknya, Presiden AS Donald Trump turut memberikan dukungan penuh terhadap misi ini. Ia disebut telah berkoordinasi dengan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan menantunya Jared Kushner dalam merumuskan strategi diplomatik yang menyertai operasi militer ini.
Pengerahan 200 personel militer AS ke Israel merupakan bagian dari strategi multilateralisme dalam menjaga perdamaian di Timur Tengah. Dengan tugas utama memfasilitasi bantuan dan mengawasi gencatan senjata, AS berharap langkah ini bisa menjadi awal dari stabilisasi kawasan yang selama ini dilanda konflik berkepanjangan.





















