Jakarta, 24 Oktober 2025 — Pemerintah China akhirnya angkat bicara mengenai isu utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh yang menjadi sorotan publik. Proyek kerja sama strategis antara Indonesia dan China ini dijalankan melalui perusahaan patungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang melibatkan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International Company Ltd.
China Fokus pada Manfaat dan Operasional Proyek
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa selama dua tahun beroperasi, Kereta Cepat Jakarta–Bandung berjalan dengan aman, lancar, dan tertib. Hingga kini, layanan tersebut telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang.
“Kereta cepat ini memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang besar, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta api,” ujar Guo dalam keterangan resmi di laman Kementerian Luar Negeri China, Jumat (24/10/2025).
Meskipun tidak menjawab secara langsung isu utang proyek Whoosh, Guo menegaskan bahwa pemerintah China siap terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memastikan pengoperasian kereta cepat yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan.
“Dalam menilai proyek kereta cepat, tidak hanya angka keuangan yang perlu diperhatikan, tetapi juga manfaat publik dan imbal hasil komprehensifnya,” tambahnya.
Restrukturisasi Utang Masih Berproses
Sementara itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sekaligus tokoh yang sejak awal terlibat dalam proyek tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa isu utang kereta cepat yang ramai dikaitkan dengan APBN adalah hal yang berlebihan.
“Sekarang tinggal restrukturisasi saja. Dari awal saya sudah tahu kondisi proyek ini tidak sehat, tapi kita perbaiki, audit oleh BPKP, dan berunding dengan China,” ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran di Jakarta pekan lalu.
Menurutnya, proses restrukturisasi memang sempat tertunda karena adanya pergantian pemerintahan, namun kini telah mendapat persetujuan dari pihak China untuk dilanjutkan.
Delegasi Indonesia Siap Berangkat ke China
Langkah konkret juga datang dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengirim tim ke China untuk menegosiasikan detail restrukturisasi utang KCJB.
Negosiasi tersebut akan mencakup tenor pinjaman, tingkat bunga, dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran. “Kami sudah mengatur waktu keberangkatan tim negosiator. Pembahasan juga melibatkan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono,” kata Dony, di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10/2025).
Harapan ke Depan
Dengan adanya komitmen dari kedua negara, baik Indonesia maupun China, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung diharapkan tidak hanya menjadi simbol kerja sama strategis, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi kawasan di masa depan.
Apakah Anda ingin saya tambahkan kutipan visual data (infografik) seperti jumlah penumpang, nilai investasi, dan progres restrukturisasi untuk versi web-nya? Itu bisa membuat berita ini lebih menarik secara visual.























