kabarindonesia.net, Jakarta — DEKLARASI Maritim Berkarya sebagai bentuk sayap Partai Berkarya kembali mengusung “Indonesia Sebagai Negara Maritim Terbesar di Dunia”. Maka harus mandiri dalam menggelola sumber jaya lautnya, dan menjadikan proros maritim yang kuat dan disegani oleh bangsa lain, Indonesia Jaya”, yaitu di Kantor DPP Partai Berkarya, Jalan Antasari, Cipete, Jakarta Selatan Sabtu (6/1).
Tentu, Indonesia sebagai negara kepulauan terluas di dunia, yang saat ini juga memiliki visi maritim, masih ironis ketika nasib pelaut di negeri ini belum mendapatkan kedudukan yang layak. Dan pelaut sebagai SDM utama negara maritim, kini masih banyak dihadapkan dengan berbagai praktik-praktik bentuk penindasan.
Hal ini dengan upaya untuk membenahi atas kondisi pelaut baik dalam tataran kebijakan hingga grass root. Dan Organisasi Maritim Bedrkarya yang telah dipelopori oleh para pelaut, yang terhimpun dalam Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) didirikan. Maka dengan berbagai fenomena yang dialami oleh pelaut, karena salah satunya, yaitu pelaut tidak memiliki bergainning power secara kuat dalam membuat kebijakan.
“Maka dari itu, kami mengajak para pelaut untuk melek politik agar menjadi kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Salama ini kita tidak memiliki perwakilan baik itu ditataran legislative maupun eksekutif, sehingga kami terus terpinggirkan,” ujar Andriyani Sanusi, Ketua PPI yang juga Ketua Maritim Berkarya.
Ketika disampaikan kepada Pengurus Partai Berkarya, yang beberapa hari lalu, dinyatakan lolos secara faktual di Kantor KPU Pusat, tercetuslah suatu sayap partai yang bernafaskan maritim. Karena Sayap Partai yang dimotori oleh para pelaut itu kemudian diberi nama Maritim Berkarya.
Oleh sebab itu, partai besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto itu menerima kehadiran para pelaut ini mengingat Indonesia memiliki sejarah maritime yang baik, dimana para pelaut menjadi pilar kejayaan Nusantara dari masa ke masa, maka perlu diakomodir atas perjuangannya.
Namun, usai menantikan atas proses verifikasi, akhirnya hari ini, Sabtu, 6 Januari 2017 lalu, dilakukan sebuah deklarasi Sayap Partai,”Maritim Berkarya” oleh Ketua Umum Partai Berkarya, Neneng A. Tuty beserta jajaran kepengurusannya.
“Ketika pelaut buta politik, akhirnya kondisinya seprti ini, hidup segan mati tidak mau. Tidak memiliki visi yang akhirnya berdampak pada kehidupan mereka dan keluarganya,” tambah Andri.
Masih kata dia, dengan mengutip ucapan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada saat dimana politik hanya dikuasai oleh orang-orang yang tidak baik, maka tinggal menunggu waktunya orang-orang baik akan terpinggirkan. Analogi tersebut, mehurutnya tepat untuk menggambarkan keterwakilan pelaut saat ini.
“Kalau kita lihat kondisi pelaut saat ini yang menderita, itu karena mereka selama ini apatis terhadap politik. Maka itu, sekarang momen yang tepat untuk kita semakin menyolidkan barisan membentuk kekuatan politik untuk menghadapi Pemilu 2019,” tandas pria asal Sumatera barat ini.
Deklarasi ini sebagai bentuk tanda resminya kepengurusan pusat Maritim Berkarya yang nantinya akan diikuti oleh pembentukan kepengurusan daerah. Sayap partai yang memiliki moto “Di Laut Kita Jaya, Di Darat Kita Berkarya” menjadi wadah para pelaut atau masyarakat yang peduli kepada sektor kemaritiman Indonesia untuk berpolitik sekaligus merumuskan konsep yang tepat bagi perwujudan negara maritime Indonesia.
“Kita optimis kalau kita memiliki perwakilan ditataran pembuat kebijakan, perjuangan kita selama ini untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaut akan semakin mudah,” pungkas Andri.(Hadi)