kabarindonesia.net, Jakarta Barat — PROGRAM Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menempatkan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai gate keeper pelayanan kesehatan. Oleh karenanya, dibutuhkan FKTP yang berkompeten dan bermutu tinggi untuk dapat menerapkan program ini dengan baik. Salah satu sistem yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas FKTP adalah dengan sistem Kapitasi Berbasis Kompetensi (KBK).
“Pada saat ini terdapat 50 klinik pratama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sembilan Dokter Praktik Pribadi (DPP), dan 75 Puskesmas. Saya mendapat informasi bahwa untuk April ini Puskesmas berada di zona aman untuk angka kontaknya,” jelas Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat Kristy Wathini, pada saat membuka Kegiatan Monitoring dan Evaluasi KBK Bulan Pelayanan Januari-Maret 2019 di Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Barat pada Senin (15/04).
Kristy mengimbau agar seluruh peserta yang hadir mewakili FKTP dapat lebih meningkatkan kunjungan sehat dan mencoba belajar pada FKTP lain yang telah sukses menerapkan sistem KBK. Sehingga, semua FKTP yang ada di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat selalu dalam posisi zona aman.
“Angka-angka pada laporan KBK diterima setiap bulan dan dilakukan pemantauan pada bulan ini dan bulan berikutnya. Untuk kiat-kiat dan tips atau trik mungkin bisa didiskusikan bersama di forum ini, sehingga semuanya berada di zona aman sesuai dengan yang kita semua harapkan. Jika penilaian belum bagus maka kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya. Mari bersama-sama kita tingkatkan kualitas dan sukseskan KBK agar FKTP semuanya berada di zona aman,” jelas Kristy.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat Diah Sofiawati menjelaskan penilaian FKTP yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Diah menekankan apresiasi tingi kepada FKTP yang menjadi mitra BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat yang saat ini berada pada zona aman semua.
“Terutama kepada teman-teman yang dari klinik. Walau SDM yang dimiliki tidak sebanyak yang ada di Puskesmas, tetapi semangatnya untuk mensukseskan KBK tidak surut dan penilaian pun aman untuk semua klinik,“ kata Diah.
Diah menjelaskan, FKTP bisa meningkatkan pertemuan dengan peserta dengan jalan mengadakan kegiatan bersama-sama dengan peserta. Selama ini terdapat beberapa FKTP yang berhasil menerapkan program seperti itu. Sehingga, FKTP yang belum mengetahui teknis maupun prosedurnya dapat belajar dan mendiskusikannya dengan FKTP yang telah sukses menerapkannya.
“Dalam kesempatan kali ini kita bisa saling bekerja sama dan belajar untuk bisa menjadi lebih baik. Kita bisa berdiskusi untuk senantiasa menemukan tips dan trik yang sesuai dan bisa diterapkan dengan baik di FKTP masing-masing. Sehingga, kompetensi dan mutu FKTP dapat meningkat, jadi peserta pun akan lebih puas,” harap Diah. (sumber: Jamkemas)