Bogor, 10 Oktober 2025 – Rencana perbaikan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny yang ambruk di Sidoarjo menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih menyisakan tanda tanya. Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengaku belum menerima proposal resmi terkait penggunaan APBN untuk perbaikan tersebut.
“Saya belum tahu siapa yang mengusulkan. Saya baru baca dari media, katanya dibiayai APBN. Tapi saya belum menerima proposalnya secara resmi,” ujar Purbaya dalam konferensi media secara daring di sela-sela kegiatan Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa perbaikan gedung Ponpes Al-Khoziny akan didanai sementara dari APBN. Namun, ia juga membuka kemungkinan keterlibatan pihak swasta dalam pendanaan.
“Insyaallah untuk sementara dari APBN. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti ada bantuan dari swasta. Kita pasti bantu,” ujar Dody dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Dody menjelaskan, meskipun anggaran pembangunan pesantren biasanya berada di bawah kewenangan Kementerian Agama, kondisi darurat seperti runtuhnya gedung Al-Khoziny membuat Kementerian PU harus turun tangan secara langsung.
“Biasanya anggaran itu ada di Kementerian Agama, tapi ini kan darurat, jadi kami yang akan tangani,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), turut menyatakan bahwa pemerintah akan mencarikan dana perbaikan, meskipun keterbatasan anggaran menjadi tantangan tersendiri.
“Nanti kita carikan anggarannya. Pemerintah akan lakukan semampunya. Tidak hanya untuk Al-Khoziny, tapi juga ponpes-ponpes lain yang rawan mengalami kejadian serupa,” ujar Cak Imin.
Menurutnya, alokasi dana akan diprioritaskan untuk pesantren yang kondisi bangunannya membahayakan santri. Ia berharap langkah ini menjadi bagian dari perhatian jangka panjang pemerintah terhadap keberlangsungan pesantren di Indonesia.
Insiden ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny terjadi pada 29 September 2025 dan menimbulkan kekhawatiran mengenai standar keselamatan bangunan pendidikan berbasis keagamaan di tanah air.























