Pelaksanaan dimulai pada awal Juli 2025, mencakup lebih dari 282.000 sekolah dan madrasah di seluruh provinsi. Setiap hari, rata-rata 200.000 siswa menjalani skrining kesehatan, dan angka ini diproyeksikan terus meningkat seiring bertambahnya partisipasi sekolah.
Jenis Pemeriksaan Berdasarkan Usia
- SD / MI (7–12 tahun): pemeriksaan gizi, penglihatan, pendengaran, gigi, tekanan darah, gula darah, TBC, gangguan jiwa, hepatitis B, dan kesehatan reproduksi untuk kelas 4–6.
- SMP / MTs (13–15 tahun): ditambahkan pemeriksaan anemia, talasemia, hepatitis C, dan vaksinasi HPV untuk siswi SMP kelas 9.
- SMA / MA / SMK (16–17 tahun): pemeriksaan menyeluruh termasuk mental emosional, diabetes, dan kebiasaan merokok.
Program ini juga menjangkau siswa usia 7–17 tahun yang tidak bersekolah, melalui pelayanan skrining di Puskesmas setempat.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah, serta melibatkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan tenaga medis Puskesmas dalam pelaksanaannya. Pelatihan teknis bagi petugas kesehatan sudah dilakukan sejak Juni 2025.
Manfaat Strategis Program
- Deteksi dini potensi penyakit dan gangguan tumbuh kembang sejak dini.
- Edukasi hidup sehat kepada siswa dan guru secara langsung.
- Pemetaan kesehatan nasional berbasis data terintegrasi dari sistem pelaporan sekolah dan fasilitas kesehatan.
Target dan Proyeksi
Pemerintah menargetkan setidaknya 50% dari total siswa akan terskrining dalam tiga bulan pertama pelaksanaan. Provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat telah mencatat progres signifikan dan menjadi model pelaksanaan nasional.
Dengan keberhasilan pelaksanaan awal, program CKG diharapkan menjadi pondasi kuat bagi pemerataan akses kesehatan generasi muda secara berkelanjutan.
Pelaksanaan dimulai pada awal Juli 2025, mencakup lebih dari 282.000 sekolah dan madrasah di seluruh provinsi. Setiap hari, rata-rata 200.000 siswa menjalani skrining kesehatan, dan angka ini diproyeksikan terus meningkat seiring bertambahnya partisipasi sekolah.
Jenis Pemeriksaan Berdasarkan Usia
- SD / MI (7–12 tahun): pemeriksaan gizi, penglihatan, pendengaran, gigi, tekanan darah, gula darah, TBC, gangguan jiwa, hepatitis B, dan kesehatan reproduksi untuk kelas 4–6.
- SMP / MTs (13–15 tahun): ditambahkan pemeriksaan anemia, talasemia, hepatitis C, dan vaksinasi HPV untuk siswi SMP kelas 9.
- SMA / MA / SMK (16–17 tahun): pemeriksaan menyeluruh termasuk mental emosional, diabetes, dan kebiasaan merokok.
Program ini juga menjangkau siswa usia 7–17 tahun yang tidak bersekolah, melalui pelayanan skrining di Puskesmas setempat.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah, serta melibatkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan tenaga medis Puskesmas dalam pelaksanaannya. Pelatihan teknis bagi petugas kesehatan sudah dilakukan sejak Juni 2025.
Manfaat Strategis Program
- Deteksi dini potensi penyakit dan gangguan tumbuh kembang sejak dini.
- Edukasi hidup sehat kepada siswa dan guru secara langsung.
- Pemetaan kesehatan nasional berbasis data terintegrasi dari sistem pelaporan sekolah dan fasilitas kesehatan.
Target dan Proyeksi
Pemerintah menargetkan setidaknya 50% dari total siswa akan terskrining dalam tiga bulan pertama pelaksanaan. Provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat telah mencatat progres signifikan dan menjadi model pelaksanaan nasional.
Dengan keberhasilan pelaksanaan awal, program CKG diharapkan menjadi pondasi kuat bagi pemerataan akses kesehatan generasi muda secara berkelanjutan.






















