Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan Program Indonesia Pintar (PIP) akan mulai diberikan kepada murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK) pada tahun 2026. Kebijakan ini menjadi langkah awal pemerintah dalam mewujudkan program Wajib Belajar 13 Tahun.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengatakan, perluasan PIP ke jenjang PAUD merupakan upaya pemerataan akses pendidikan bagi seluruh anak Indonesia. Selama ini, bantuan PIP hanya diberikan kepada murid jenjang SD, SMP, dan SMA.
“Tahun depan bantuan PIP itu mulai kita berikan untuk TK. Sekarang kan baru SD, SMP, SMA. Nah, mulai tahun depan insyaallah TK juga dapat bantuan PIP itu,” ujar Mu’ti dalam wawancara dengan Eduardo Simorangkir dari detikSore, Kamis (23/10/2025).
Mu’ti menjelaskan, banyak orang tua yang belum mampu menyekolahkan anaknya di PAUD atau TK karena keterbatasan biaya. Oleh karena itu, pemerintah ingin memastikan anak-anak dari keluarga kurang mampu juga memiliki kesempatan belajar sejak dini.
“Kita dorong PIP ini supaya bisa menjadi sedikit bantuan dari pemerintah agar anak-anak punya pengalaman belajar di TK,” tambahnya.
Target dan Anggaran PIP PAUD/TK 2026
Program PIP untuk PAUD/TK sebelumnya telah dibahas dalam usulan tambahan anggaran Kemendikdasmen pada RAPBN 2026. Pemerintah semula mengajukan tambahan sebesar Rp 2,7 triliun, namun hanya disetujui Rp 400 miliar pada rapat bersama Komisi X DPR RI pada 15 September 2025. Meski begitu, Kemendikdasmen tetap menargetkan program PIP PAUD dapat berjalan tahun depan.
Mu’ti menyebut, PIP PAUD/TK akan diberikan kepada 888 ribu murid dari keluarga tidak mampu dengan total anggaran Rp 400 miliar.
Wujudkan Wajib Belajar 13 Tahun
Perluasan PIP PAUD juga menjadi bagian penting dari kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun yang akan diberlakukan mulai 2026. Artinya, pendidikan prasekolah kini menjadi jenjang wajib yang harus diikuti setiap anak sebelum memasuki sekolah dasar.
Menurut Mu’ti, pendidikan anak usia dini berperan besar dalam membentuk karakter dan kesiapan anak menghadapi jenjang berikutnya. Fokus utama pendidikan prasekolah adalah membangun rasa percaya diri, menumbuhkan kecintaan terhadap belajar, meningkatkan kemampuan bersosialisasi, serta mengenalkan norma-norma dasar kehidupan.
“Membangun rasa percaya diri itu penting, karena dari situlah anak memiliki learning sustainability yang lebih baik dibanding mereka yang tidak punya pengalaman belajar di TK,” jelas Mu’ti.
Satu Desa Satu TK
Sebagai tindak lanjut, Kemendikdasmen bersama Kementerian Desa telah menandatangani komitmen menghadirkan satu TK di setiap desa. Pembangunan dan revitalisasi TK akan dibiayai melalui program revitalisasi pendidikan Kemendikdasmen.
“Revitalisasi tahun ini yang 16.170 itu juga untuk TK-TK, termasuk pendirian unit sekolah baru dan renovasi TK yang sudah ada,” tutup Mu’ti.























