Jakarta, 15 Oktober 2025 — Tagar #BoikotTransTV menjadi trending topic di berbagai platform media sosial sejak Senin malam (14/10), setelah stasiun televisi nasional tersebut dituding menayangkan konten yang dianggap tidak pantas dan menyinggung sebagian masyarakat.
Aksi boikot ini dipicu oleh tayangan program hiburan yang disebut-sebut menyuguhkan humor yang dianggap merendahkan profesi tertentu serta mengandung unsur pelecehan verbal. Banyak warganet menyuarakan kekecewaan mereka, menganggap Trans TV tidak menunjukkan tanggung jawab dalam menyaring konten yang ditayangkan kepada publik.
Sejumlah tokoh publik, termasuk aktivis media dan pegiat etika penyiaran, turut angkat bicara. Mereka menilai stasiun televisi nasional seharusnya lebih selektif dalam menyajikan program, mengingat luasnya jangkauan audiens, termasuk anak-anak dan remaja.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga disebut telah menerima berbagai laporan dari masyarakat terkait tayangan tersebut. Dalam pernyataan singkatnya, KPI menyatakan tengah menelaah laporan dan akan memanggil pihak Trans TV untuk dimintai klarifikasi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, pihak Trans TV belum memberikan pernyataan resmi terkait gelombang protes ini. Akun media sosial resmi mereka juga membatasi kolom komentar, yang semakin memicu reaksi negatif dari warganet.
Aksi boikot ini menunjukkan kekuatan masyarakat dalam mengontrol media melalui tekanan digital. Masyarakat kini menuntut media yang lebih etis, edukatif, dan bertanggung jawab.























